DEFENISI PANJAT TEBING
Panjat Tebing adalah menaiki atau memanjat tebing dengan memanfaatkan celah atau benjolan yang dapat digunakan sebagai pijakan atau pegangan dalam suatu pemanjatan untuk menambah ketinggian.
TONGGAK SEJARAH PANJAT TEBING
1492 Sekelompok orang Perancis di bawah pimpinan Anthoine de Ville mencoba untuk memanjat tebing Mont Aiguille (2.097 mdpl), di kawasan Vercors Massif. Beberapa dekade kemudian, orang-orang yang naik turun tebing-tebing batu di Pegunungan Alpen adalah para pemburu chamois, sejenis kambing gunung.
1959, Tebing 48 Citatah mulai digunakan oleh TNI-AD sebagai medan latihan. Patok pertama panjat tebing modern di Indonesia ditancapkan saat Harry Suliztiarto untuk pertamakalinya memanjat tebing Citatah pada tahun 1976 yang kemudian pada tahun 1977 bersama Heri Hermanu, Deddy Hikmat dan Agus R mendirikan Skygers Amateur Rock Climbing Group.
1979 Panjat tebing di Indonesia mulai terpublikasikan pertamakali saat Harry Suliztiarto memanjat atap Planetarium TIM.
1980 Sekolah Panjat Tebing oleh Skygers untuk pertamakalinya diadakan. Berbagai ekspedisi pemanjatan tebing mulai dilakukan oleh anak-anak bangsa.
1988 Dinding panjat buat pertama kali diperkenalkan di Indonesia, dibawa oleh 4 pemanjat Perancis yang diundang ke Indonesia atas kerjasama Kantor Menpora dengan Kedubes Perancis di Jakarta. Mereka juga sempat memberikan kursus singkat. Menjelang akhir acara, terbentuk Federasi Panjat Gunung dan Tebing Indonesia (FPGTI), diketuai Harry Suliztiarto. Pada tahun ini pula Sandy Febiyanto dan Djati Pranoto melakukan pemanjatan speed di Tower I Gn. Parang, dalam waktu 4 jam. Ini merupakan pemanjatan tebing besar pertama tanpa menggunakan alat pengaman sama sekali, keduanya hanya saling dihubungkan dengan tali. Sandy Febiyanto dan Djati Pranoto memanjat Half Dome Di Yosemite, AS (gagal memecahkan rekor waktu John Bachar dan Peter Croft, 4,5 jam) dan El Capitan (gagal memecahkan rekor waktu 10,5 jam). Tahun 1989 Sandy Febiyanto, Salah satu pemanjat terbaik Indonesia tewas terjatuh di tebing Pawon, Citatah. Dunia Panjat Tebing Indonesia kehilangan salah satu pemanjat terbaik.
1990 FPGTI berubah nama menjadi FPTI (Federasi Panjat Tebing Indonesia), diketuai tetap oleh Harry Suliztiarto sebagai Ketua Harian dan Setiawan Djody sebagai Ketua Umum. Pada tahun berikutnya (1991) Indonesia untuk pertama kalinya mengirimkan pemanjatnya pada kejuaraan di luar negeri, yaitu Oceania Cup di Autralia. Dari 4 pemanjat yang dikirim, hanya Andreas SM dan Deden Sutisna yang mendapat peringkat, yaitu 4 dan 5. Keikutsertaan ini membuka mata dunia panjat tebing internasional, bahwa ternyata Indonesia sudah mempunyai atlit panjat tebing. Di tahun ini pula FPTI untuk pertama kali mengeluarkan Peraturan Lomba Panjat Tebing Buatan.
1992 FPTI diterima secara resmi menjadi anggota UIAA, disusul dengan pengiriman utusan ke rapat CICE Asia di Hongkong dan pada tahun 1994 barulah FPTI secara resmi menjadi anggota KONI yang ke-50.
2000 Tedi Ixdiana melakukan pembuatan jalur panjat tebing di beberapa negara: China, Malaysia, Brunei Darussalam, Thailand, Singapura dan Switzerland secara berkala hingga tahun 2011
2008 Area Tebing baru ditemukan di Daerah Latihan Kopassus, Situ Lembang Jabar oleh Tim Indonesia Climbing Expedition bersama Tim Pendaki Serbu Kopassus yang kemudian diberi nama GOLDEN WALL.
2009 Tim Indonesia Climbing Expedition melakukan ekspedisi pemanjatan dan pembuatan jalur baru : Pemanjatan Tebing Kawah Putih Gn. Patuha-Jabar, Pemanjatan Tebing Gunung Guntur dan Pembuatan Jalur Baru
2010 Tim Indonesia Climbing Expedition kembali melakukan ekspedisi Pembuatan Jalur di Tebing Cikidang Kab. Bandung Barat, Pemanjatan Tebing Green Canyon di Citumang Jawa Barat.
2011 Tim Indonesia Climbing Expedition melakukan “JAWA-BALI CLIMBING EXPEDITION III” meliputi Pemanjatan Tebing Pecatu/Padang-Padang, Pembuatan Jalur di Tebing Songan Bali. Pembuatan Jalur di Tebing Lembah Kera, Pacitan Jatim. Pembuatan Jalur di Tebing Cerme dan Pantai Siung DIY. Survei Tebing Gunung Lawang Wonosobo Jateng. Pembuatan Jalur di Gunung Hawu Kab. Bandung Barat. Ekspedisi Cincin Api Gn.Kelud bersama Kompas TV di Tebing Sumbing Gn. Kelud Kab.Kediri, Jawa Timur. Pembuatan Jalur Panjat Tebing di Tebing Tawang Kulon Kab.Pacitan, Jawa Timur.
2012 Pembuatan Jalur-jalur pemanjatan baru di Tebing Golden Wall dan tebing-tebing yang ada di Indonesia dibuat oleh tim Indonesia Climbing Expedition.
2013 Indonesia Climbing Expedition mencanangkan program 1000 Pemanjat Tebing untuk Indonesia melalui SEKOLAH PANJAT TEBING MERAH PUTIH 2013 yang diselenggarakan di 20 lokasi di seluruh Indonesia, dimulai dari Tebing Batu Dinding, Amurang, Minahasa Selatan-Sulut, Tebing Batu Hayam Pasting, Hulu Sungai Tengah-Kalsel, Batu Tumpang Garut, Citatah Jawa Barat, Lembah Harau, Sumbar, dll.
Tahun ini juga merupakan tahun tercapainya program “1000 Jalur Panjat Tebing untuk Indonesia” oleh Tedi Ixdiana yang akan dipaparkan secara estafet ke kota-kota yang ada di Indonesia.
TEKNIK PEMANJATAN
Free Climbing
adalah pemanjatan yang menggunakan peralatan hanya untuk menahan jatuh dan saat berhenti menambat. Pemasangan pengamanan tidak digunakan untuk pegangan atau pijakan untuk menambah ketinggian.
Aid Climbing
adalah pemanjatan yang menggunakan peralatan selain untuk menahan saat jatuh, juga digunakan untuk menambah ketinggian dengan cara dijadikan pegangan atau pijakan.
TAKTIK PEMANJATAN
Alpine
Pemanjatan tanpa lagi berhubungan dengan base camp, semua perlengkapan, dan perbekalan dibawa terus.
Himalayan
Pemanjatan dengan cara menghubungkan antar camp/pitch melalui tali, perlengkapan dan perbekalan dikirim secara estafet dari camp/pitch ke camp/pitch.
PERALATAN DAN PERLENGKAPAN UNTUK SPORT CLIMBING
TALI (ROPE)
Tali yang digunakan dalam panjat tebing adalah Kernmantle yang terbuat dari serat nylon. Tali jenis ini memiliki 2 bagian yaitu bagian dalam tali (Kern) yang merupakan anyaman dari serat nylon, kemudian dibungkus lagi pada bagian luarnya (Mantle) utuk melindungi dan memperkuat tali. Ada 2 jenis tali yang digunakan yaitu :
Static Rope (Tali Statis)
Tali jenis ini cenderung kaku dan kurang memiliki daya lentur (meregang) saat terbebani (bersifat statis). Dirancang untuk dijadikan sebagai Fix Rope (Lintasan Tetap) pada saat melakukan ascending dan descending
Dynamic Rope (Tali Dinamis)
Bersifat lentur saat terbebani dan digunakan sebagai tali utama dalam pemanjatan. Sifat dinamis dari tali ini adalah untuk mengurangi beban kejut bagi pemanjat saat terjatuh sehingga dapat meminimalisir cedera pada tubuh pemanjat.
Tidak ada komentar:
Silahkan Menanggapi