TRIP MURAH KE SAMOSIR PART II



 

Setelah puas keliling di Stone Chair Huta Siallagan pada TRIP KE SAMOSIR PART I, perjalanan dilanjutkan menuju Museum Budaya Hutabolon Simanindo, berjarak sekitar 20 km dari Stone Chair Huta Siallagan. Sepanjang perjalanan menuju Museum, di beberapa lokasi dipinggir jalan masih terlihat kuburan-kuburan tua arsitektur khas batak, ada juga kuburan yang terlihat baru dan mewah dengan ciri khas salib dibagian pusara. Dengan pemandangan Danau Toba disisi kanan, perjalanan tak terasa melelahkan. Lalu lintas juga tak terlalu ramai, hanya sesekali bertemu pengendara lain.

Sekitar 3 km sebelum Museum Hutabolon, ada lokasi wisata  bernama Pantai Sibolazi, Pantai ? emang di laut. ? iya, di Danau Toba ada pantai loh.. Masyarakat sekitar Danau Toba menyebut pinggiran danau dengan Pantai. Banyak Pantai di Pulau Samosir ini yang dijadikan sebagai objek wisata, bahkan pantai disini juga difasilitasi beberapa wahana air seperti banana boat, jet ski dan sebagainya. Tapi tentu saja kamu tidak bisa berharap akan menemukan ombak disini, yang ada cuma riak kecil air danau karna hembusan angin.  Kamu bisa mampir sebentar di Pantai Sibolazi ini untuk membeli minuman atau sekedar selfie. Setelah dirasa cukup, perjalanan saya lanjutkan, gas tipis sambil bersiul biar terlihat lebih bahagia.. hehe.

  

Ditengah perjalanan, saya melihat sebuah menara diatas bukit disisi kiri jalan bertuliskan Simanindo, memutuskan untuk mampir sepertinya menara tersebut baru selesai dibangun ,saya pun duduk di bawah sebatang pohon yang tidak begitu rimbun tetapi cukup teduh di depan menara, pemandangan kearah Danau Toba lebih leluasa dan indah, terlihat beberapa kapal penumpang berlalu lalang di tengah danau, sepertinya saya cukup dekat dengan pelabuhan. Damai sekali berada disana, cuaca panas dan tiupan angin dari arah danau membuat saya menguap beberapa kali, berasa ingin tidur. Tak ingin menghabiskan lebih banyak waktu disana dan setelah mengambil beberapa foto saya pun melanjutkan perjalanan.

 
Tak lebih 15 menit akhirnya sampai di tempat yang dituju, Museum Budaya Hutabolon Simanindo disisi kanan jalan,. Tampak sepi, hanya  1 atau 2 orang pengunjung terlihat, mungkin karna saya datang bukan pada hari libur. Harga  tiket masuk 10 ribu rupiah, di sisi kanan gerbang Huta Bolon, kita bisa melihat beberapa makan raja batak beserta keluarganya dengan arsitektur yang begitu khas. Disisi kiri ada sebuah museum sederhana, berisi beberapa peninggalan leluhur orang batak, beberapa foto jadul jaman kerajaan Batak, juga beberapa motif tenun ulos, dan peralatan lainnya seperti senjata dan perkakas.
 

Sebuah kebetulan saat saya berada disana, ternyata ada kunjungan dari Wakil Bupati  Samosir Bapak Ir. Juang Sinaga ke kawasan tersebut, mungkin karna melihat ada seorang wanita manis di dalam museum, beliau pun mampir untuk menyapa saya..hehe. Kesempatan itu pun tak saya sia-siakan dengan berfoto bersama beliau (sebenarnya beliau yang minta foto sama saya..😁😁). Bersama Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Samosir, beliau pun menjelaskan masih banyak objek wisata menarik lainnya di Samosir yang wajib dikunjungi, bahkan ada beberapa tempat yang mereka sebutkan tidak ada di Tourist Map yang saya pegang, tentu saja saya mengiyakan. Setelah ngobrol – ngobrol beberapa menit, beliau pun pamit dan saya pun melanjutkan untuk menuju Huta Bolon.

  

Huta merupakan sebuah kampung tradisional orang batak jaman old , dan Bolon berarti Rumah Raja. Jadi Huta Bolon mungkin berarti perkampungan Raja dalam suatu marga beserta keturunannya.   Huta ini dikelilingi benteng dan pohon bambu untuk melindungi kampung dari musuh, kampung ini hanya mempunyai satu pintu gerbang, jadi jangan coba berfikir untuk memanjat benteng apalagi pohon bambu ya.. hehe. Rumah di dalam kampung ini berjejer di sisi kiri dan kanan dari Rumah Raja.

 

 

Di hadapan rumah tersebut terdapat bangunan yang berfungsi sebagai lumbung yang dinamakan Sopo. Diantara rumah dan Sopo ada halaman yang cukup luas yang dahulu kala dipakai untuk berbagai pesta adat. Rumah Raja disini telah dijadikan museum, didepannya terdapat patung sigale-gale dan patung saudara perempuannya. Berhubung saya berkunjung tidak pada jadwalnya, jadi saya tidak sempat menyaksikan pertujukan tarian sigale-gale ini. Jadwal pertunjukannya setiap hari ada 2 kali pertunjukan yaitu pada jam 10.30 – 11.45 WIB dan 11.45 – 12.10 WIB, kecuali pada hari besar/minggu jadwalnya hanya 1 kali saja yaitu  jam 11.45 – 12.30 WIB . Dan untuk menyaksikan pertunjukan patung sigale-gale ini kita harus membayar 50 ribu rupiah.

 


Asik berkeliling ternyata sudah jam 2 siang, perut yang baru diisi dengan sarapan pagi sudah mulai keroncongan, saya pun keluar dari Huta Bolon bermaksud mencari rumah makan. Setelah berapa lama berkendara, saya hanya melihat rumah makan khas batak, dan tidak menemukan rumah makan muslim, akhirnya saya memutuskan untuk membeli beberapa biskuit dan air mineral saja. Karna pada umumnya rumah makan muslim ada di kawasan Ring Road Tuk-tuk, tidak memungkinkan bagi saya kembali ke Tuk-tuk hanya untuk makan siang.  Sekitar 2 km dari  Museum Hutabolon Simanindo, ada kawasan wisata Pantai Batu Hoda, saya pun berhenti disana sambil mencari tempat yang pewe untuk makan biskuit. Masuk ke pantai ini tidak dipungut biaya alias gratis asalkan bisa menjaga kebersihan dan tidak membuang sampah seenaknya. Entah berapa biskuit habis hingga perut terasa kenyang, inilah resiko sebagai wanderer, tetapi saya sangat menikmatinya. Suasana disini begitu sunyi, hanya terlihat beberapa remaja bermain dipinggir danau. Sepertinya pantai ini jarang dikunjungi sehingga masih terlihat asri. Pepohonan rindang dan bebatuan di pantai ini juga banyak ditumbuhi bunga-bunga liar. Samosir Negeri Indah Kepingan Surga.

 


Cukup lama saya berada disini, matahari pun sudah mulai condong ke arah barat, mungkin bisa melanjutkan satu atau dua objek wisata lagi sebelum kembali ke Tuk-tuk. Terlihat di Tourist Map sekitar 8 km dari Pantai Batu Hoda, ada Pantai Situngkir dan Pantai Parbaba. Agak berbeda dari Pantai Batu Hoda, Pantai Situngkir dan Parbaba ini terlihat lebih ramai, pasirnya putih dan banyak wahana permainan air juga. Disini juga tersedia jogging track dan penginapan yang menghadap ke pantai. Lokasi yang indah menghabiskan senja. Matahari sudah kembali ke peraduan, saya pun memutuskan kembali ke penginapan di Tuk-tuk untuk beristirahat. Tak banyak tempat yang saya singgahi hari ini, tetapi kenyamanan yang saya dapatkan sungguh luar biasa. Hari kedua berakhir indah.

Penulis: Julie Jfo | Common Girl Who Loves Climbing And Wandering

Artikel TRIP MURAH KE SAMOSIR PART II ini dipublish oleh Julie Jfo Terima kasih Anda telah membaca artikel tentang TRIP MURAH KE SAMOSIR PART II , Silahkan di share jika bermanfaat, Semoga artikel ini bisa menambah wawasan kita semua. Terima kasih atas kunjungan serta kesediaan Anda membaca dan berkomentar tentang artikel ini.

ABT

3 komentar: