PESONA SIBERUT SELATAN KEPULAUAN MENTAWAI


SIBERUT SELATAN

Mentawai. Apa yang terlintas dipikiran anda saat mendengar nama tersebut. Lokasi surfing yang terkenal dengan ombaknya, hutan yang masih terjaga kelestariannya atau tradisi masyarakatnya yang jauh dari kehidupan modern?

Yep..!! Kepulauan Mentawai memang dikenal memiliki keindahan alam dan lautan yang mengagumkan dan menjadi salah satu tujuan wisata petualangan, wisata budaya, dan wisata bahari. Alasan ini jugalah yang menjadikan Mentawai sebagai salah satu kawasan wisata populer di Indonesia bahkan di Mancanegara.
 
Kepulauan Mentawai merupakan Kabupaten terluar dari Provinsi Sumatera Barat, Indonesia. Dihuni oleh Suku Mentawai sebagai penduduk utama di kabupaten ini. Masyarakat setempat menyebut negeri mereka dengan sebutan Bumi Sikerei. Masyarakat suku Mentawai memiliki kebudayaan kuno zaman neolitikum dimana mereka tidak mengenal teknologi pengerjaan logam, bercocok tanam ataupun seni tenun.

Separuh dari penduduk Mentawai adalah penganut animisme, dan sebagian beragama Kristen dan Islam. Setelah kabupaten ini menjadi salah satu daerah transmigrasi, masyarakatnya telah banyak membaur dengan suku-suku bangsa lain yang ada di Indonesia. Dari sepuluh kecamatan yang ada di Kepulauan Mentawai. Wandering kali ini memilih kecamatan Siberut Selatan untuk dijelajahi.

BERKELANA DI BUMI SIKEREI

Anai Leu Ita..!
Sapaan ramah, senyum lebar, dan tatapan bersahabat merupakan sambutan indah yang akan diperoleh jika berkunjung ke daerah hulu Kecamatan Siberut Selatan. ’Anai Leu Ita’ merupakan salam bagi masyarakat Mentawai yang biasa diucapkan ketika bertemu dengan orang lain. Semacam kata ‘Horas’ bagi suku Batak.

Memiliki luas wilayah 508,33 km2 dengan ibu kota kecamatan berada di Maileppet, desa-desa di bagian hulu Siberut Selatan memiliki pesona yang sangat kuat bagi wisatawan karena keindahan alam, satwa endemik dan kebudayaan masyarakatnya yang masih sangat kental. Mulai dari kehidupan sosial, aktivitas sehari-hari, spiritualitas, hingga cara berpakaian dan bentuk rumah masih terjaga kekhasan dan keunikannya.
Wisatawan tidak hanya akan dimanjakan oleh keindahan alam dan keunikan budayanya yang nyata, seperti rumah yang disebut ‘Uma’ yaitu rumah adat penduduk asli Mentawai yang dibangun dari kayu Katuka atau Mecini yang terdapat di Mentawai ataupun upacara tradisional dan pesta adat yang dipentaskan oleh Sikerei atau Shaman. Namun, juga dapat berinteraksi langsung dengan penduduk setempat dan takjub dengan nilai-nilai yang masih dijunjung tinggi, seperti nilai kebersamaan. Mental kebersamaan inilah yang menjadikan penduduk asli tergolong ramah kepada wisatawan yang mengunjungi daerah mereka.

(Rumah Asli Penduduk Mentawai)
Berangkat dari Muara Siberut menuju desa-desa di bagian hulu. Perjalanan akan memakan waktu satu hari dengan berjalan kaki mengunjungi desa-desa tersebut, melintasi beberapa sungai dan anak sungai, sungguh suatu pengalaman yang penuh tantangan dan tak terlupakan berhubung perjalanan ini sangat bergantung pada keadaan cuaca, jika air sungai pasang itu berarti perjalanan harus ditunda hingga air surut.

Perjalanan dengan perahu bermotor berukuran kecil yang dinamakan ‘pompong’ sangat disarankan, mengambil rute Purou - Muntei - Rokdok - Madobak - Ugai - Buttui - dan berakhir di Desa Matotonan. Hanya membutuhkan waktu beberapa jam saja dengan menyusuri Sungai Rereget yang berliku. Jika air pasang, perjalanan akan lebih cepat. Namun jika air dangkal, perjalanan akan menjadi sangat lambat. Bersama seorang tour guide yang mengenal masyarakat dan kebudayaan asli Mentawai, tentunya segala informasi mengenai kawasan tersebut dan komunikasi dengan penduduk setempat akan menjadi lebih mudah.

Setiap desa yang dikunjungi sungguh memiliki daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Desa Madobak misalnya, terkenal dengan Air Terjun Pulukubuk nya. Berjarak 3 km di dalam hutan dari pemukiman penduduk. Air terjun ini terdiri dari dua tingkat dengan ketinggian 70 meter, sangat nyaman sebagai tempat pemandian alami. Hawa segar nan dingin serta perairan yang dangkal mendukung keindahan air yang meluncur deras dengan bebasnya. Perjalanan ke Desa Madobak ini hanya memakan waktu sekitar 3 jam menggunakan pompong.


Setelah Desa Madobak, ada Desa Ugai yang memakan waktu sekitar 4 jam menggunakan perahu bermotor. Desa yang memiliki beberapa ‘Uma’ yang masih terjaga keasliannya. Meski di Madobak dan Matotonan juga terdapat ‘Uma’, namun bentuk rumahnya tidak lagi asli karna sudah banyak dimodifikasi. Di Ugai-lah, pengunjung dapat menemui Uma asli dengan ciri khasnya dapur berada di bagian depan rumah. Ini menunjukkan kebiasaan penduduk asli Mentawai sebagai masyarakat yang senang berkumpul. Oleh sebab itu, dapur menjadi tempat yang penting untuk memasak dan menyiapkan jamuan bagi tamu yang datang. Di bagian depan, tepat setelah tangga masuk, beranda rumah dibuat bertangga satu tingkat. Di sinilah si pemilik rumah biasanya memotong ternak atau hewan buruannya untuk dijagal.

(Fishing by banana leaf)

Tinggal dan berinteraksi dengan penduduk desa ini akan menjadi pengalaman yang menarik dan tidak akan terlupakan. Mengikuti keseharian penduduknya adalah hal yang sayang untuk dilewatkan, seperti memancing ikan dengan menggunakan daun pisang, membuat racun panah untuk berburu, membuat loin clothing dari kulit kayu, mencari obat-obatan, mencari ulat sagu ataupun mencari sagu yang menjadi makanan utama penduduk asli di pinggiran sungai dan di hutan kemudian mengolahnya hingga menjadi sagu bakar yang dimakan bersama lauk, seperti daging babi atau ikan. Semuanya dilakukan secara tradisional, dan pengolahannya hanya dengan kayu bakar. Jangan berharap anda akan menemukan penginapan khusus di desa-desa ini, menginap di rumah penduduk asli tentunya akan menambah pengalaman tersendiri bagi wisatawan.


Selanjutnya pesona Desa Buttui dengan airnya yang bersih dan jernih dari pegunungan. Disini juga bermukim beberapa benduduk asli mentawai. Penampilan mereka masih sangat tradisional dengan hanya menggunakan kain cawat yang disebut ‘Simoite’, dan ikat kepala yang disebut ‘Luat’, yang terbuat dari manik-manik. Jika beruntung, wisatawan dapat menyaksikan dan ikut berpartisipasi dalam sejumlah upacara adat yang dipimpin oleh Sikkerei (dukun). Menurut keyakinan penduduk setempat, Sikkerei merupakan pemimpin adat yang mempunyai keistimewaan secara spiritual dalam menyembuhkan segala macam penyakit dan juga pemimpin upacara keagamaan, seperti upacara pernikahan, menaiki rumah baru dan ritual pengembalian roh manusia yang baru saja meninggal.

(Penduduk asli Mentawai yang menjadi Shaman, hanya tersisa 5 orang dengan gigi seperti ini)

Di tubuh Sikkerei juga tergambar tato khas Mentawai yang dibuat menggunakan air tebu dan memakai pewarna dari arang batok kelapa. Tato digambarkan di badan dengan paku besi atau jarum, dan dua kayu yang berfungsi sebagai bantalan dan pemukul. Konon katanya, pembuatan tato ini sangat menyakitkan. Selain itu, Sikkerei juga menggunakan kalung manik-manik, meski semua penduduk juga memakainya. Kalung yang melekat di leher lelaki atau perempuan Mentawai menandakan tingkat kekayaan seseorang dan status sosialnya dalam masyarakat. Semakin banyak kalung yang melekat, semakin kaya dan terhormat pulalah orang tersebut.

Berada 40 km di bagian ujung dan paling terpencil dari Siberut Selatan. Memakan waktu selama 5-6 jam dengan perahu motor. Desa Matotonan berbatasan langsung dengan kawasan konservasi alam Taman Nasional Siberut (TNS). Dibandingkan dengan pemukiman penduduk di Madobak dan Ugai yang berdiri di atas tanah yang datar, pemukiman penduduk Matotonan menyebar di beberapa perbukitan kecil. Pemandangan alam dan budaya tradisionalnya tentu lebih menakjubkan. Sejumlah Sikkerei masih mudah ditemui. Beberapa ritual upacara adat yang bersifat mistis juga masih sering diadakan berhubung penduduknya berjumlah 382 KK atau sekitar 1.817 jiwa. Disini wisatawan juga bisa memesan sejumlah souvenir khas dan unik seperti kalung, wadah atau kerajinan lainnya dari bahan-bahan yang berasal dari pedesaan. 

Jangan sampai anda melewatkan keindahan dan keunikan budaya Mentawai ini..
Sampai Bertemu di Siberut..!!

Recommended Mentawai Tour Guide:
LEVI
Contact : +6281372458482

Penulis: Julie Jfo | Common Girl Who Loves Climbing And Wandering

Artikel PESONA SIBERUT SELATAN KEPULAUAN MENTAWAI ini dipublish oleh Julie Jfo Terima kasih Anda telah membaca artikel tentang PESONA SIBERUT SELATAN KEPULAUAN MENTAWAI , Silahkan di share jika bermanfaat, Semoga artikel ini bisa menambah wawasan kita semua. Terima kasih atas kunjungan serta kesediaan Anda membaca dan berkomentar tentang artikel ini.

ABT

2 komentar:

  1. Bingung cari situs judi online teraman dan terpercaya di Indonesia?. Mari bergabung bersama kami & nikmati bonus menarik dari kami. Hanya dengan minimal deposit Rp 20.000 saja, anda sudah memiliki peluang untuk memenangkan puluhan juta bahkan sampai ratusan juta rupiah setiap harinya.

    Telah hadir situs terpercaya untuk bermain game online

    Menyaediakan 8 game dalam satu id
    * POKER
    * BANDAR Q
    * BANDAR POKER
    * DOMINO
    * CAPSA SUSUN
    * ADU Q
    * BANDAR 66
    * SAKONG

    keunggulan bermain di PESONAQQ :

    * Minimal deposit hanya Rp 20.000
    * Minimal tarik dana Rp 20.000
    * Dilayani oleh CS profesional dan ramah, 24 jam online
    * Proses Depo & WD super cepat
    * No ROBOT MURNI PLAYER VS PLAYER
    * Bonus Referal 100% - 200%
    * Bonus TO di bagikan tiap hari s/d 0.5%

    Untuk Info Lebih Lanjut Contact CS Kami :
    *Livechat
    * WA : +85511817618
    * BBM : 7A996166

    BalasHapus